Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Oktober 2010

INDONESIA PAVILION

indonesia juga tidak ketinggalan untuk mengikuti shanghai world expo . pavilion indonesia mengambil teme INDONESIA BIODIVERCITY .dengan desaug bambu yang unik ,pavilion indonesia juga tidak kalah dengan pavilion negara lain bahkan menbjadi yang terbaik di ASEAN :

Welcome to Indonesia Pavilion

Antrian di Pavillion Indonesia
Eh, ternyata lumayan besar loh. Kalau dibanding pavilion yang ada di area Asia Tenggara, Indonesia memang yang paling bagus. Indahnya lagi, antriannya cepat banget, enggak berasa ngantri. Sepanjang antrian, kedengeran suara – suara familiar anak – anak Indo, “Panas banget”, “Gila Lu”, hahaha..
Di samping bangunan banyak tanaman, tapi kok kering semua?
Tema Pavilion Indonesia adalah “Indonesia Is”. Mungkin intinya ingin mengenalkan Indonesia itu seperti apa. Konsep dari design bangunannya berupa bambu, kayu dan sejenisnya. Jadinya serba coklat. hehe..
Pavilion tampak dari bawah
Disambut dengan orang China yang pakai batik
Pavilion Indonesia terdiri dari tiap lantai, jadi dari bawah kita bisa jalan pelan – pelan sambil ada penjelasan di sepanjang dinding, lama – lama kita sampai lantai atas lalu turun ke bawah lagi. Di lantai dasar ada panggung untuk pertunjukkan gamelan dan ada juga tempat duduk penontonnya.

Ketika sudah di atas, pertunjukkan baru dimulai, foto ini diambil dari cafe
Awal jalan kita akan menemui peta Indonesia yang besar terdapat di dinding. Makin ke dalam penjelasan dimulai dari kekayaan alam Indonesia. Dari fauna maupun flora dijelaskan, tapi entah kenapa tidak tertarik untuk membacanya, pertama karena Bahasa Inggris dan Mandarin dan pengunjung semuanya otomatis berjalan ke lantai atas, tidak ada yang berhenti untuk membaca tulisannya.
Indonesia sebagai negara yang terkenal akan kekayaan alamnya
Topeng - topeng dari tiap daerah dipajang di dinding
Ketika jalan ke lantai atas, kita akan melalui jalan yang miring mendaki. Nah, di sepanjang jalan itu dipajang segala macam pernak pernik dari daerah – daerah. Barang itu semuanya dimasukkan dalam kaca. Di bagian ini enggak sempat foto – foto karena pengunjung sudah ramai sekali dan sejujurnya enggak tertarik lihat barang – barang seperti itu. hahaha.
Ketika jalan, kita menemui sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan audiovisual. Ketika diintip ternyata lagi diputar sebuah film, lalu kita coba duduk. Eh, ternyata lagi diputar film King, legenda bulu tangkis Indonesia. Sebetulnya agak aneh karena kalau film ini diputar bakal makan waktu 2 jam, terlalu lama. Lagipula tidak menjelaskan apa – apa tentang Indonesia dan parahnya lagi subtitlenya adalah bahasa Inggris yang kebanyakan orang China tidak mengerti. Hasilnya, orang yang baru duduk enggak ngerti dan langsung keluar. Keesokannya dengar – dengar dari teman harusnya ada diputar film tentang Indonesia. Tapi entah kenapa malah jadi film King.
Ruangan Audiovisual
Setelah itu yang paling menarik perhatian dan yang paling ditonjolkan apalagi kalau bukan batik. Dari canting sampai batik dipajang semuanya di dinding


Selanjutnya kita bisa menemui replika dari Candi Borobudur yang dibuat di dinding. Replika ini sangat memikat pengunjunga, sehingga banyak yang berfoto di sini. Lalu di ujung dari replika terdapat patung Buddha yang dibuat persis sama dengan yang ada di Candi Borobudur. Yang konon katanya kalau kita dapat memegang cari Buddha maka keberuntungan akan datang. Jadi pengunjung pada berebutan untuk memegang jari si patung, tapi ada juga yang habis memegang lalu melempar koin ke dalam. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan orang China untuk melempar koin kalau sudah memanjatkan doa. Wah, jadinya di patung Buddha buanyak banget duit… hehehe.
Lanjut lagi deh, sampai tempat terbuka, kita akan menuju tempat penjualan suvenir. Di tengah jalan dipajang becak – becak, akhirnya orang – orang pada coba naik.
Sesampainya di tempat penjualan suvenir, banyak dijual mainan – mainan tradisional dan makanan Indonesia. Tapi entah kenapa tidak dijual, yang dijual hanya baju dan gelas dan sejenisnya. Yang bikin kita kaget adalah Indomie dipajang di display, yang artinya Indomie berarti mewakili Indonesia. hahaha.
Teman Korea kita ajarin cara main kuda lumping
Puas lihat – lihat, akhirnya kita keluar dan langsung ketemu dengan restoran. Awalnya ngiler pengen coba tapi pas lihat harganya. Wuih, mahal amat. Cendol 30 RMB kalau di Rupiah-kan sekitar Rp 40,000. Kerupuk udang juga hampir 30 RMB. Jadinya ya telen ludah aja. Tapi di luar itu, Pavilion Indonesia memang memuaskan, di atas ekspektasi kami. Mungkin teman – teman yang sudah mengunjungi Pavilion Indonesia atau sebagai orang Indonesia mungkin (harusnya) bisa menjawab pertanyaan (mungkin bukan pertanyaan) yang dicetak besar di dinding

Tanggal 27 – 5 – 2010 hari Kamis, kami murid – murid Shanghai Normal University (SNU) mendapat kunjungan gratis ke Shanghai Expo. Jadi setiap semester kita pasti diberi liburan yang biasanya ke luar kota tapi semester ini ke Expo. Hari – hari sebelum kunjungan sudah mendengar kabar tentang “gila”nya Expo, rame dan panas, jadi kudu persiapankan diri baik – baik.
Pagi – pagi ketika tiba, kita keliling di area negara Timur Tengah. Setelah bosan lihat orang Arab dan padang pasir :P . Akhirnya kita putuskan ke Pavilion Indonesia, padahal letak areanya lumayan jauh. Mumpung kita juga bawa orang Korea, sekalian kita perkenalkan negara kita. Sebenarnya di pikiran kita sudah ada mindset kalau Pavilion Indonesia bakal biasa saja karena kita sudah lihat design bangunannya di brosur expo.
Antrian di Pavillion Indonesia
Eh, ternyata lumayan besar loh. Kalau dibanding pavilion yang ada di area Asia Tenggara, Indonesia memang yang paling bagus. Indahnya lagi, antriannya cepat banget, enggak berasa ngantri. Sepanjang antrian, kedengeran suara – suara familiar anak – anak Indo, “Panas banget”, “Gila Lu”, hahaha..
Di samping bangunan banyak tanaman, tapi kok kering semua?
Tema Pavilion Indonesia adalah “Indonesia Is”.
 
i
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar